Pahit dan Manis Kehidupan Pesantren

 

Mira Shofiah - Santri MA. Ummatan Wasathan PTR Kelas XI MIA

 Saya Mira Shofiah angkatan 17 ( Impressive Generation ).Saya berasal dari Ukui, Pelalawan dan menjadi salah satu santri di Pesantren Teknologi Riau:). 14 July 2019, yaa tepatnya hari pertama saya masuk Pesantren Teknologi Riau setelah menyelesaikan 3 tahun pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kehidupan yang awalnya serba manja berubah menjadi lebih mandiri dengan seiringnya waktu saya. Oiya,  saya ingin menjelaskan sedikit penjelasan tentang  pesantren sesuai dengan apa yang saya rasakan . Pesantren adalah sebuah pendidikan yang para santrinya tinggal bersama guru yang lebih dikenal dengan sebutan  ustad/ustadzah dan mempunyai asrama untuk tempat menginap para santri. Di Pesantren Teknologi Riau sama halnya dengan pesantren-pesantren yang lainnya dimana disini saya diajarkan ilmu agama, menjaga adab, kemandirian juga menjadi nilai plus saya ketika melalui kehidupan dipesantren .

        Menjadi santri menurut saya tidaklah mudah, suka dan duka pastinya ada, bukan hanya  saya sendiri saja melainkan santri-santri hebat diluar sana juga merasakannya, misalnya harus berpisah dengan orang tua dan keluarga, dan serba serbi kehidupan asrama yang sangat indah untuk dikenang, mandi bersama sama dan berebutan takut terlambat kesekolah, makan yang bersama sama kadang lauknya yang kurang enak tapi harus dimakan, melakukan kesalahan dan diberikan sebuah sangsi ( iqob ), memberikan tunjuk ajar agar hidup disiplin setiap saat. semuanya serba antri deh sebisa mungkin harus gercep ( gerak cepat ) hehe . Tapi itulah kehidupan, berbagai rintangan pasti selalu ada, tapi kita harus ingat dalam surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya “Allah tidak membebani seseorang  melainkan sesuai dengan kesanggupannya. So keep strong:)!! Mungkin inilah gambaran miniatur kehidupan setelah lepas dari tanggung jawab orang tua. Setiap perbuatan ada kosekwensinya, kalau baik maka baik yang kita terima sebaliknya tidak baik yang kita lakukan niscaya tidak memuaskan juga yang kita dapatkan.

       Awal masuk pesantren saya dihadapkan dengan situasi kehidupan yang sangat berbeda, biasanya berkumpul dengan keluarga, kini harus berjauhan, namun saya yakin bahwa nantinya perbuatan baik dan doa saya insyaallah akan mengalir kepada orang tua saya jika saya ikhlas dalam menjalani kehidupan dipesantren.Orang tua selalu menguatkan saya sebelum masuk pesantren , yaa mereka adalah kekuatan terbesar saya untuk menimba ilmu walaupun jarak menjauhkan kami. Banyak pertanyaan dari teman-teman saya “kenapa masuk pesantren?, keinginan sendiri atau dipaksa orang tua?, betah enggak?, dsb”.Saya sedikit menjelaskan bahwa saya masuk pesantren karna keinginan sendiri tanpa paksaan dari siapapun dan saya ingin lebih memperdalam ilmu agama  yang insyaallah nantinya akan saya bawa sampai akhirat, walaupun saya tau ilmu dunia  juga perlu tapi saya ingat pesan dari salah satu ustad saya yaitu  “Adab lebih tinggi nilainya  dari ilmu” jadi orang beradab sudah pasti berilmu, tapi orang berilmu belum tentu beradab. Sejalan dengan program di pesantren Teknologi Riau bahwa kami hampir setiap hari diberi pembelajaran adab atau akhlak yang akan menjadikan kami insan yang berguna.

Rutinitas di pesantren sangat beda saat dirumah, di pesantren harus memiliki kedisiplinan yang harus dimiliki oleh setiap santri,  jadwal-jadwal yang sudah ditetapkan menjadi acuan setiap santri untuk selalu tepat waktu,  inilah menjadi nilai plus di pesantren. Karna awal kesuksesan itu dimulai dari sikap yang disiplin, unkapan yang salau saya dengar dari salah seorang guru di PTR Walaupun saya sering mengeluh hidup dipesantren tapi saya selalu meyakinkan diri saya bahwa semoga lelah saya menjadi lillah, saya yakin inilah awal dari kesuksesan  dan saya percaya lelah saya belum seberapa jika dibandingkan lelah nya orang tua saya untuk mengurus dan merawat saya hingga sampai saat ini . Hal yang sangat  dirindukan bagi santri adalah pulang kerumah. Rumah adalah tempat ternyaman bagi saya, tempat berbagi kisah yang indah bersama keluarga, dan asrama pun seperti itu, tempat tinggal baru, keluarga baru, teman baru, dan harus terbiasa dengan suasana yang baru. Alhamdulillah semua semakin terasa indah setelah saya menjalani hidup mondok. Rindu pondok jika dirumah.

Tim Volley POSPESA Pesantren Teknologi Riau

      Suasana belajar di pesantren sangat identik dengan kebersamaan. Lingkungan pendidikan pun menyatu dengan sistem sosial para santri. kami hidup bersama, belajar bersama bahkan susah senang bersama. Cara hidup disiplin mulai ditanamkan sejak saya mendaftar menjadi santri di Pesantren Teknologi Riau. Semua aktivitas diatur secara terjadwal. Hidup mandiri juga berlaku untuk saya, kami diajarkan untuk mematuhi aturan di pesantren misalnya menjaga barang-barang pribadi agar tidak hilang, mencuci pakaian, membersihkan kamar, dan hal lainnya yang membuat  saya menyadari bahwa kemandirian itu sangat penting. Saya mengikuti berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang saya dipesantren, contohnya aktivitas disore hari yaitu mengnikuti olahraga voli, selain itu voli juga hobi saya dari kecil.Oktober tahun lalu , tim voli kami menikuti event POSPEDA (Pekan Olah raga dan Seni Antar Pondok Pesantren Daerah ) dimana pesantren kami menjadi tuan rumah dalam event besar ini dan dihadiri oleh berbagai pesantren-pesantren lainnya di Pekanbaru. Semua civitas Pesantren Teknologi Riau bekerja sama dengan sangat baik, serta semua atlet berlatih agar menang dalam kompetisi dan alhamdulillah kami bisa juara umum se Pekanbaru  dan tim voli kami berhasil juara 1 dan dapat kesempatan untuk mewakili Pekanbaru  dalam event berikutnya yang dimana dihadiri oleh berbagai pesantren bukan hanya Pekanbaru saja, namun se-Riau. Sangat membanggakan di pesantren Teknologi Riau untuk kegiatan olah raga khususnya volli ball kami dilatih oleh pelatih yang professional, seorang guru di Pesantren dan mantan atlit volli yakni ustadz Al.   Masyaallah, bagi saya itu adalah pengalaman yang sangat luar biasa :) saya dapat bergabung dari ribuan santri lainnya dalam event besar tersebut , sempat terfikir di benak saya bahwa hobi saya akan melemah jika masuk pesantren tapi faktanya saya terus bersemangat ditambah orang tua, ustad/ustadzah dan teman-teman yang sangat menguatkan saya.Tim voli kami mendapat juara 2 dalam event se-Riau , no problem , success and failure are both part of lie “kesuksesan dan kegagalan , keduanya adalah bagian dari kehidupan”.Tidak disangka ,  Pekanbaru mendapat juara umum , betapa bahagianya kami dalam selesainya acara tersebut , kami bangga karna lelah kami terbayar karna Pekanbaru berhasil meraih juara umum . God job team!!

Pesantren menjadi bagian dari kehidupan saya, pesan saya untuk santri-santri hebat diluar sana tetaplah ikuti kedisiplinan dengan baik, kuasailah ilmu berbahasa, dalamilah ilmu agama, kalian bisa lakukan dan allah bisa melakukan apa yang kalian tidak bisa lakukan.Dan yang tak kalah penting adalah pelajari ilmu ikhlas karena ikhlas adalah ruh dalam setiap pekerjaan “Al ikhlasul ruhul amal".

“Never give up,fix mistakes,and keep stepping”

Jangan pernah menyerah , perbaiki kesalahan , dan teruslah melangkah ☺

Pahit dan Manis Kehidupan Pesantren Pahit dan Manis Kehidupan Pesantren Reviewed by MA. Ummatan Wasathan PTR on Mei 08, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: